Bagi sebagian masyarakat Kabupaten Tulang Bawang Barat mungkin sudah tidak asing lagi dengan Tugu Rato Nago Besanding karena tugu ini hampir setiap hari ramai dikunjungi dan dijadikan lokasi selfi.
Tugu yang dibangun pada Tahun 2015 ini menggambarkan adat istiadat dan budaya dalam melakukan prosesi begawi adat Lampung khususnya masyarakat Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Tugu ini dibangun tepatnya di simpang tiga Kagungan Ratu Kec. Tulang Bawang Tengah dengan jarak tempuh sekitar 15 KM dari Simpang PU Desa Murni Jaya Kec. Tumi Jajar kearah Panaragan yang merupakan Ibukota Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Dulu daerah tersebut merupakan rawa yang dipenuhi kerbau milik Hi. Bulhasan (Alm) karena itulah rawa itu disebut dengan nama Rawa Kebo dan menurut cerita setiap sore terlihat penampakan Raja Naga disekitar rawa.
Beberapa waktu lalu sempat beredar kabar mistis yakni bergesernya patung wanita dan sering munculnya suara aneh disekitar bangunan seperti suara orang menangis. Menurut cerita masyarakat sekitar, pergeseran yang terlihat adalah majunya patung wanita sekitar 0,5 meter agak maju kedepan sehingga terlihat tidak sejajar dengan patung pengantin pria.
Cerita mistis tersebut dikaitkan dengan seringnya dulu terjadi kecelakaan di Simpang Tiga tersebut, namun hal tersebut dibantah oleh kontraktor pembangunan Tugu Rato Nago Besanding.
Menurut pihak kontraktor, desain gambar sepasang pengantin yang mengenakan pakaian adat pengantin adat lampung yang dibangun diatas tugu tersebut memang dibuat tidak sejajar makanya kedua patung tersebut terlihat dari sisi kiri belakang patung pengantin wanitanya terlihat maju.
Dengan dibangunnya tugu yang menggambarkan dua naga yang ditunggangi Raja dan Ratu tersebut, masyarakat berharap agar Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat dapat mengembalikan nama daerah itu seperti yang dulu yakni Tulung Naga supaya memunculkan kembali sejarah masalalu di Kabupaten ini.
Baca Selanjutnya...
